Wednesday, October 26, 2011

Jaminan Pribadi ( PG) sebagai collateral


Angin bertiup dengan lembut menerobos kedalam kamarnya. Pohon mangga yang terdapat tepat didepan kamarnya bergerak lembut. Satu satu daun gugur berjatuhan dan kadang masuk kedalam kamarnya. Dia tidak terkejut ketika sepasang kaki indah melintas didepan kamarnya, yang kemudian menyorongkan kepalanya kearah jendela. “ Aku bawakan makanan kesukaan mu. “ wanita itu menaikan tangannya tinggi tinggi sambil melihatkan rantang ditangannya
.“ Kenapa harus repot, Yun.. “ Jawabnya. Wanita itu tidak memperdulikannya. Terus berputar kearah pintu kamar.
“ Apakah ada kemajuan skripsi mu, Don “ Wanita itu memegang pundaknya dari belakang dengan memperhatikan lembaran kertas yang tergeletak diatas meja. Dia hanya menggaruk kepala. Wanita itu kembali melakukan kebiasaanya. Mengambil pakaian kotor untuk di cuci dan sekalian membersihkan kamarnya yang berantakan. Biasanya keesokan sorenya wanita itu akan datang lagi dengan membawa pakaiannya yang sudah bersih.“ Aku harus segera pergi. Takut terlambat masuk kerja “ Wanita itu berlalu dengan membawa pakaian kotornya.

Dia hanya terhenyak. Sudah lebih dua tahun dia menjalin hubungan dengan wanita itu namun tak pernah dia menyentuh wanita itu. Wanita yang terlalu polos dengan cintanya. Wanita yang tidak berhijab namun punya rasa hormat untuk tahu bagaimana berkorban dan mencintai. Sampai kapan keadaan ini dia harus pertahankan.

Cinta itu memang tidak mudah diraih. Begitu pula dengan kehadiran wanita itu dalam hidupnya. Dia tidak pernah dapat mencintai wanita itu namun dia dapat bersikap sempurna hingga nampak dia benar benar mencintai. Mungkin karena memang dia sangat membutuhkan wanita itu untuk menopang kehidupannya yang memang butuh biaya. Hingga setiap hari wanita itu terus bekerja keras untuk memberikan dukungan menyelesaikan kuliahnya

“ Apakah tidak lebih baik kita menikah saja. Kamu dapat terus dengan kuliahmu tanpa harus dibebani dengan biaya hidup. Gajiku cukup untuk kita hidup berdua. “ Kata wanita itu satu ketika.
“ Aku tidak bisa mendahului kakak perempuanku. “ Demikian dia beralasan untuk sengaja menunda. Wanita itu tetap sabar menanti saatnya tiba.

Ketika Kakak perempuannya menikah wanita itu kembali datang dengan harapannya. 
“ bukankah sudah saatnya kitapun menikah. “ 
Dan diapun kembali dengan alasan lain “ Aku harus menunggu sampai kuliahku selesai. “ Kembali wanita itu harus menunggu.
Ketika kuliahnyapun selesai , wanita itu menampakan keceriaan yang luar biasa. 
“ Orang tuaku sudah siap menanti lamaranmu “ 
Diapun datang dengan alasan “ Aku harus dapat kerjaan dulu. Aku tidak mau membebanimu bila kelak kita berumah tangga. “
“ Aku hanya ingin impian ku dapat terkabulkan segera. Hidup bersama pria yang aku cintai. “ Kata wanita itu. Harapan yang terlalu sederhana tapi menjadi sulit baginya. Bagaimana mungkin.? Baginya lebih baik hidup sehari dengan orang yang di cintainya daripada hidup seribu tahun dengan wanita yang tidak pernah di cintainya.

Ketika sudah dapat kerjaan, dia harus berkata dengan jujur. Maka diapun tanpa beban untuk mengatakan “ Aku tidak mencitai mu, Yuni. Ada wanita soleha berhijab yang telah ku pilih. Lebih baik kamu berharap pada pria yang tahu bagaimana seharusnya mencintaimu. Itu lebih baik “
“ Tidak adakah arti bagi mu hubungan kita selama ini? “ Wanita itu menampakan wajah keterkejutannya dengan airmata berlinang.
“ Itu sangat berarti sekali. Aku justru disadarkan betapa kamu sangat bernilai dihadapanku. .” Katanya dengan berat menatap sendu wajah wanita dihadapannya “ Maafka aku. Aku telah menemukan wanita yang aku cintai dan Kami akan segera menikah” sambungnya yang membuat wanita itu jatuh berkeping keping.
“ Apakah diapun mencintaimu sama seperti aku ? “
“ Kami saling mencitai. “
“ Secepat itukah ?“
“ Ya. “

Yuni tertunduk sambil mengusap airmata dan kemudian berdiri keluar dari kamarnya. Di luar angin bertiup lembut dan daun keringpun nampak jatuh berguguran. “ Nasipku , tidak lebih sama dengan daun itu. Yang akhirnya gugur dimakan waktu. Tapi aku tetap bersyukur karena kamu telah memberi waktu untuk ku mencintaimu.”

***
Delapan tahun Doni baru merasakan hidup sebagai pecundang. Walau kedudukannya sebagai direktur perusahaan namun semua kendali perusahaan dipegang oleh istrinya. Dihadapan mertua dan keluarga istrinya , dia tidak lebih sebagai boneka yang harus dijaga namun dapat dengan mudah diabaikan. Baru kini dia merasa perlunya kehormatan sebagai laki laki. Tapi apakah dia mampu ?

“ Aku menikah dengan mu karena kamu punya kepintaran dan pekerja keras. Jadi jangan pernah berharap lebih dari ku. “ Kata istrinya ketika dia meminta agar tinggal dirumah.
“Orang tuaku memintaku untuk menjalankan perusahaan ini dengan benar.Dan kamu harus membantu usaha keluarga ini agar dapat diteruskan dengan anak anak kita kelak “
“ Bukankah kamu istriku ? Serunya “ dan kamu harus mendengar ku. Sampai sekarang kita belum punya anak. Karena kamu selalu sibuk. Sampai kapan ? “ katanya.“
“Kita tidak punya apa apa selain memang harus hidup dibawah pengawasan Ayah. Kita sudah beruntung dapat menikmati kelebihan harta ini tanpa harus menderita seperti orang lain. Soal anak , memang aku belum siap melahirkan .Jadi berhentilah bersikap kekanakan. “
Selalu dia kehilangan jalan untuk menjadi seorang laki laki. Satu saat dia kembali ada keberanian bersikap dihadapan istri dan mertuanya.“ Saya harus keluar dari perusahaan ini. Saya sudah tidak tahan menjadi boneka diperusahaan maupun dirumah tangga. Saya ingin dihargai seperti layaknya direktur diperusahaan dan kepala keluarga dirumah.” Katanya.
“ Oh, Itu yang kamu mau.? “ Jawab mertuanya. “ Baik, Kamu boleh keluar dari perusahaan ini dan silahkan kembali kerumah sebagai kepala keluarga yang kamu mau “ Lanjut mertuanya sambil menatap kearah istrinya.
“ Bagaimana dengan kamu “ Katanya kepada istrinya.
“ Kalau abang berhenti dari perusahaan ini maka abang tidak ada tempat dirumah. “ Jawab istrinya dengan dingin.
“ Bukankah kamu mencitaiku ? “
“ Abang, sudah tahu apa yang harus abang lakukan. Banyak pintu keluar untuk abang bebas pergi dari sini. “ Istrinya tidak menjawab tentang cinta tapi memintanya pergi.
“ Baik. Saya perg!!i “ Dia mengambil tasnya dari pergi meninggalkan istri dan mertuanya
“ Tolong jangan ada satupun yang boleh abang bawa. Karena semua bukan milik abang. Kecuali barang yang abang bawa sewaktu abang datang kerumah saya “ Teriak istrinya ketika dia melangkahkan kakinya keluar.

Delapan tahun perkawinan yang sia sia. Memanglah perkawinan yang salah karena diawali dengan niat yang salah. Karena dia hanya melihat dari kecantikan wanita dan kekayaannya. Bahkan dalam banyak hal dia memang tidak pernah membuat keputusan yang benar. Delapan tahun bagai menumpang tawa ditempat ramai namun akhirnya menangis dalam kesendirian tanpa ada yang mau peduli.Bayangannya kini kembali kepada ketika dia pergi meninggalkan tempat dimana Doni menyelesaikan kuliahnya. Bayangan tentang seorang wanita yang begitu setia berkorban dan akhirnya dia tinggalkan begitu saja hanya karena dia tidak mencintai wanita itu. Tapi dengan keadaannya kini maka dia sangat merindukan wanita itu. Ternyata bagi laki laki yang sangat dibutuhkan adalah cinta dari seorang wanita yang ikhlas berkorban..

***
Waktu berlalu pada akhirnya Yuni tetap sendiri. Hanya saja dia tidak perlu harus berharap apapun kepada setiap pria. Kalau pria tempat berlindung untuk kebutuhan makan , dan rumah maka dia dapat mengadakannya. Dia sudah mengubur masa lalunya itu dalam dalam. Mengapa ? Karena cinta yang tak bertaut dia sempat drepresi. Karena itu dia harus kehilangan pekerjaan. Akhirnya dia menemukan pria yang benar benar mencintainya dan membantunya melewati masa masa depresinya. Pria itu tidak sarjana. Hanya tamatan SMU. Bekerja sebagai tenaga administrasi di Show Room. Tapi perkawinan itu kandas setelah dia di karuniai satu anak perempuan. Perceraian itu hanya karena keadaan ekonomi. Ketika suaminya terkena PHK, kehidupan rumah tangganya tidak ada lagi kedamaian dan berujung kepada percearian. Sangat menyakitkan. Namun tidak terlalu lama akhirnya dia dapat berdamai dengan kenyataan. 
Seorang sahabat terbaiknya membantunya memulai hidup sebagai janda. Awalnya usaha sebagai eksportir hasil laut dengan menyewa coldstorage di pasar ikan.  Akhirnya berkat kerja keras dan dukungan dari sahabatnya telah mengantarkannya sebagai pengusaha berkelas dunia. Kerja keras dan belajar keras dalam setiap putaran waktu membuatnya berkembang dan berkembang. Dia puas. Mitos pria bisa berbuat apa saja, ternyata juga berlaku untuk wanita.

Di Bandara International mata mereka beradu pandang. Wanita itu tak bisa melupakan pria yang kini dihadapannya. Dia ingin segera berlalu namun langkahnya terhenti. Dia menoleh kebelakang dan pria itu berkata
“ Yun, kau kah itu ?
“ Mas Doni ?
“ Ya, Aku Doni ”
pria itu berusaha membalut wajahnya dengan senyum ramah. Dihadapannya kini ada seorang wanita cantik berkelas. Tak nampak kesan wanita itu seperti dulu yang dia kenal. Penuh percaya diri.
“ Lama engga ketemu. Apa kabar? Tanya Doni.
“ Kabar baik “
‘ Terlalu baik nampaknya “ Kata Doni.
Yuni hanya tersenyum.
Dia tak ingin bercerita banyak. Dan apa pentingnya untuk bercerita kepada pria dihadapannya. Baginya pria itu adalah masa lalu.
“ Tahun lalu aku sempat ke kota dimana kita pernah bersama “ Kata Doni
“ Oh ya. Aku udah lama engga pulang , setidaknya sejak ibuku meninggal”
“ Mua kemana ?“
“ Ke Shanghai”
“ Oh ya, Bisnis apa ?
“ Ya hanya sekedar bertahan hidup mencari nafkah..” kata wanita itu sekenanya
“ wah hebat kamu. Sudah jadi bisnis woman berkelas dunia ”
" Kamu sendiri mau kemana?
" Mau ke Batam. Ada panggilan lowongan kerja di sana?
“ Loh istri kamu ?
“ Sudah bercerai. Setahun lalu.”
“ Mengapa ? Tanya wanita itu sambil mengerutkan kening
“ Mungkin hanya segitu usia jodoh kami.
" Puya anak berapa ?
" Belum punya. "
" Oh….”\

Terasa kikuk pertemuan itu. Sebetulnya pria itu ingin lebih lama lagi berbicara tapi entah mengapa dia kehilangan keberanian untuk bicara banyak. Apalagi nampak wanita itu tergese gesa. " Kalau kamu gagal di terima kerja di Batam, kamu bisa hubungi teman saya di Jakarta . " Wanita itu menulis nama dan nomor telp temannya di belakang kartu namanya. " Berikan kartu nama saya ini kalau ketemu dia. Mungkin dia bisa bantu kamu. " Wanita itu tersenyum dan segera berlalu.

Dia terpana melihat langkah tegas Yuni berlalu darinya. Tak nampak sikap rendah diri kecuali penuh percaya diri. Tapi Yuni tidak menyimpan dendam apapun. Bahkan berempati dengan hidupnya dengan memberikan kesempatan dia bekerja untuk bertahan hidup, untuk harga dirinya sebagai pria...

***
Setelah 3 Bulan sekembali dari Batam, Doni sudah kehabisan tabungan untuk bertahan hidup. Sementara panggilan kerja belum juga dia terima. Ada keinginan untuk mendatangi kantor yang di rekomendasikan oleh Yuni, wanita yang pernah dia tolak cintanya. Namun dia tak punya keberanian lebih untuk memanfaatkan koneksi Yuni. Semakin dia sadar betapa mulia wanita itu semakin dia hidup dalam sesal. Tapi karena tidak punya pilihan lain , diapun mendatangi alamat kantor yang di maksud Yuni. Alamat perusahaan berada di pasar Ikan , Jakarta utara. Perusahaan ini bergerak di bidang pengolahan ikan untuk pasar ekspor. Setelah menyerahkan kartu nama Yuni kepada Satpam, dia diantar bertemu dengan staf perusahaan. Nama yang terdapat pada kartu nama Yuni itu adalah boss di perusahaan itu, yang kebetulan sedang tidak ada di tempat. Namun staf perusahaan berusaha menghubunginya. Dia diminta datang ke kantor pusat di jalan Batu ceper.

" Pengalaman kerja sebagai direktur marketing selama 8 tahun. Bahasa Inggris aktif. Usia 33 tahun. Pendidikan Sarjana Ekonomi. Hmm" kata pimpinan perusahaan membaca CV nya. Doni memperhatikan pimpinan perusahaan ini nampak usianya belum mencapai 40. Mungkin karena kacamata minus progressive , dengan setelan bleser warna hitam membuat dia anggun dan berwibawa.
" Anda akan saya tempatkan sebagai staf marketing pada 3 bulan pertama. Kalau prestasi bagus , Anda akan dapat posisi tetap di perusahaan saya. Kapan mulai kerja ? " Kata
" Kapanpun saya siap Bu"
" Ya udah. Besok Anda mulai kerja. Sekarang Anda temui bagian personalia untuk selesaikan administrasi pengangkatan Anda sebagai staf"
" Terimakasih Bu"
" Jangan terima kasih kepada saya. Tapi kepada Bu Yuni. Saya di sini hanya bekerja untuk dia. Perusahaan ini milik Bu Yuni. "
Terasa ada halilintar menghantam tubuhnya. Untuk kesekian kalinya wanita yang pernah dia kecewakan karena cinta palsu tapi selalu punya cara memberi. Tanpa ada dendam apapun. Cinta yang tulus memang selalu punya cara memaafkan dan tak penting cinta akan berbalas atau tidak.

***
Pagi ini adalah pagi istimewa, kini baru merasakan bangun pagi dengan suasana lain dihatinya. Dilemparnya selimut jauh jauh dan berdiri dengan sigap menuju kamar mandi. Dia merasakan matahari yang bersinar tak sama lagi dengan yang kemarin. Ini hari dan tentu seterusnya akan menjadi dunianya. Akan kuraih dunia ini dengan segala apa yang kubisa. Katanya dalam hati. Dia ceria. Dikamar mandi dia terus bernyanyi sambil menggosok seluruh tubuhnya. Aku harus membuang semua noda yang dulu dan untuk bersih menjadi aku yang sekarang. Good bye the past. Lagi lagi dia tersenyum puas menatap dirinya dicermin. Aku gagah dan pintar , apalagi yang kurang dari diriku. Katanya pada dirinya sendiri.

Pakaian untuk keberangkatannya keluar negeri semua sudah didalam koper. Sementara pakaian untuk dalam perjalanan dipesawat sudah disiapkannya pula. Pangkaian standard executive kelas menengah. Ya dia pantas untuk tampil anyar karena dia kini sudah menjadi manager kelas dunia. Kemarin dia dapat kabar dari pimpinan perusahaan untuk menempati pos baru sebagai manager di Bangkok. Untuk itu dia harus terbang ke Hong Kong untuk wawancara akhir dari kantor pusat di Hong kong. Perjalanan kini hanya untuk mendapatkan legitimasi posisi itu dari kantor pusat di Hong Kong.
Setahun bekerja di Jakarta, dia merindukan bertemu dengan Yuni tapi tidak pernah sekalipun dia bersua. Dari Yolanda, atasanya di kantor dia tahu bahwa Yuni sibuk dengan bisnis yang lain. Setidaknya dia tahu bahwa Yuni bermitra dengan perusahaan international, dan salah satunya adalah perusahaan tempat dia bekerja. Ada keinginan untuk menelphone Yuni namun dia tak punya keberanian. Apalah dia. Setidaknya pekerjaan ini sangat membuat dia merasa hidup kembali.

Pagi itu juga sahabat terbaiknya , Yolanda sudah datang kerumah untuk mengantarnya ke bandara. Walau Yolanda atasannya di kantor namun hubungan mereka secara pribadi terasa akrab bagaikan sahabat. Yolanda tak secantik Yuni tapi bagaimanapun kepribadian Yolanda sangat sempurna. Dia seorang muslimah yang taat. Pandai menjaga auratnya dan tak mudah melenggokan tubuh dan matanya kepada setiap pria. Makanya tak banyak pria mampir dalam hidupnya. Mungkin kepribadian ini datang dari lingkungan keluarganya yang sangat religius. Yolanda sabar untuk menjadi pendengar yang baik dan memahami setiap sahabatnya dengan hatinya.

Sebelum mobil melaju ke Bandara, Yolanda memegang tangan Doni dan berkata “ Don, Mari kita berdoa kepada Allah , semoga perjalanan mu selamat sampai tujuan. “

Doni menatap kearah Yolanda dengan tersenyum. “ Ibu Uztadz “ seru Doni dengan tersenyum.’ Ini hanya penerbangan 4 jam tak lebih. Lagian pesawat yang aku tumpangi adalah AirBus , pesawat tercanggih diabad ini. “

“ Ya aku tahu. Tapi kan engga ada salahnya berdoa, Don “

“ Ah, udahlah,,jalan aja. “

Yolanda hanya menghela nafas. Lambat laun Yolanda tahu sifat Doni sejak awal kerja yang bersandar dengan logika kuatnya. Bagi Doni ritual agama membawa budaya terbelakang. Membuat logika orang terpenjara akibatnya kebebasan berpikir terhenti. Bila kebebasan berpikir terhenti maka kemajuan tidak akan pernah ada. Jangan salahkan orang barat yang maju dan Indonesia yang terbelakang. Ini semua karena budaya kita mengekang kita untuk maju. Demikian argument Doni dengan analoginya. Yolanda tak mau berdebat lebih jauh. Dia hanya berdoa semoga Doni dapat menemukan hidayah untuk lebih mengenal agama sebagai landasannya berpikir.. Itu saja.

Sesampai di Bandara, Yolanda masih mendampingi Doni sebelum boarding.
“ Masih ada waktu 1,5 jam lagi untuk bording. Kita ke Mc Donal dulu ya. Aku lapar ini” Kata Yolanda. Doni mengangguk tanda setuju walau sebetulnya dia ingin segera masuk ke check in agar bisa santai di lounge executive.
“ Kamu tahu Don” kata Yolanda “ Dua tahun setelah mendirikan perusahaan, Bu Yuni ditipu oleh rekan bisnisnya, yang juga seorang pria. Dua tahun keuntungan habis dan modal juga ludes karena harus menutupi hutang yang di akibatkan oleh rekan bisnisinya. Bu Yuni sempat bunuh diri ketika itu” Sambung Yolanda.
“ Oh Ya..” Kata Doni.
“ Ya tapi untunglah cepat ditolong sehingga tidak sampai menyebabkan kematian.”
“ Mengapa Yuni sampai sebegitu nekatnya? Yang saya tahu, Yuni adalah wanita yang tegar dan dak tidak mudah di kalahkan oleh keadaan apapun. “ Kata Doni mengingatkan tentang wanita yang dulu dekat dengannya dan bisa tegar di tinggalkannya. “
“ Masalahnya perusahaan itu berdiri karena kepercayaan dari sahabatnya memberikan modal. Padahal untuk mendapatkan kepercayaan itu dia butuh waktu 1 tahun lebih meyakinkan dengan pengorbanan waktu dan asa di luar batas kemampuannya. Ketika dia mendapatkan kepercayaan, dia sudah ada bayi perempuan dan suaminya menceraikannya. Jadi pertolongan dari sahabatnya itu benar benar berkah yang harus dia pertanggung jawabkan sebagai ujud terimakasih. Namun dia gagal mengemban kepercayaan itu“
“ Apa? Yuni pernah menikah dan punya anak ?
“ Ya. “
“ Terus bagaimana kelanjutannya ?
“ Dia tak henti menyalahkan dirinya. Mengapa dia sampai tidak sadar kalau pria rekan binsisnya hanya memanfaatkannya.? Dia tidak tahu bagaimana mempertanggung jawabkan kerugian itu kepada sahabatnya? Namun tahukah kamu apa yang terjadia kemudian? Sahabatnya dapat berhati lapang untuk menerima kerugian itu dan mendampingi Yuni sampai kembali sehat. Setelah sehat, sahabatnya kembali memberi modal agar dia berani memulai kembali dan belajar dari kegagalannya.

Saya mendampingi bu Yuni sejak pertama kali dia membuka usaha dan ikut bersama dia melewati masa masa sulit merintis kembali setelah bangkrut akibat di tipu rekan bisnisnya. Berkat kerja keras dan dukungan yang luar biasa dari sahabatnya, perusahaan kembali bangkit dan akhirnya berkembang seperti sekarang. Bu Yuni sangat disiplin dan pekerja keras. Karenanya dia tahu menghargai dan memberikan kepercayaan orang yang pantas di percayanya, dan sebagai pribadi dia orang yang berhati lembut dan pemaaf sekali. Tiga tahun lalu saya diangkat sebagai Dirut, karena Bu Yuni mengambangkan bisnisnya di Vietnam dan China. Kendali perusahaan di pegang oleh team yang anda di Hong kong. Jadi walau jabatan Dirut, saya hanya administrasi saja”
“ Hebat sekali sahabatnya itu. Kamu kenal sahabatnya itu ?
“ Walau tahu namanya tapi tidak pernah bersua dengan sahabatnya"
“ Sahabat yang luar biasa. Pasti punya hubungan istimewa sehingga pria itu mau berkorban apa saja untuk Yuni.”
“ Yang saya tahu, hubungan mereka hanya sebatas sahabat. Pria sahabatnya itu sudah berkeluarga dan dia menghargai Yuni benar benar tulus sebagai sahabat. Yuni selalu berpikir positip dengan siapapun dan dia siap hancur karena kesalahannya tapi tak ingin orang hancur karena kesalahannya. Mungkin karena itu mudah bagi dia mendapatkan sahabat sejati dan juga sahabat palsu. Pria yang mencintainya dengan tulus dan yang memberikan cinta palsu adalah bagian dari perjalanan hidupnya. Semua itu bukan membuat dia lemah tapi justru membuat dia kuat dan berkembang karena waktu. “

Tidak jauh dari tempat duduk mereka, eeorang wanita terhuyung dan akhirnya jatuh. Dari pakaiannya , mereka tahu wanita ini adalah cleaning service. Yolanda bersegera untuk membantu tapi Doni segera menahan tangannya “ Engga usah ikut campur. Biarin aja orang lain yang bantu. “
“ Tapi Don, kita harus tolong” Kata Yolanda untuk segera menolong tapi tidak bisa melangkah karena tangannya dipagut erat erat oleh Doni. Ketika itulah seorang pria datang menghampir wanita itu. Dengan sigap pria itu meraba nadi wanita itu .
“ Dia hanya pingsan. “ Menatap kearah Doni dan Yolanda. “ Apakah kamu bisa bantu uleskan minyak angin ini kepada wanita ini “ Sambung pria itu lagi. Yolanda sadar bahwa pria itu tak ingin menyentuh lebih jauh wanita itu. Dari matanya , terkesan pria itu berwibawa. Yolanda melepaskan pagutan tangan Doni dan segera mengambil minyak angin dari tangan pria itu.
“ Usapkan kekeningnya dan hidungnya. Tekan yang keras dibalik betisnya. “ Kata pria itu.

Yolanda mengikuti kata kata pria itu. Benarlah, setelah itu wanita itu membuka matanya dengan keringat dingin membanjiri tubuhnya.

“ Adik masuk ingin. Tadi pagi engga sarapan ya “ Kata pria itu dengan lembut. Wanita itu terdiam dan berusaha berdiri. Yolanda menuntun wanita itu berdiri. Yolanda melihat pria itu membuka dompetnya dan memberi uang lembaran seratus ribu lima lembar.
“ Terimalah uang ini. Cepatlah sarapan dan kalau bisa minta izin sama kantor untuk pulang ya. Istirahat saja dirumah “ Kata pria itu. Wanita itu menerima dengan ragu dan akhirnya airmatanya mengambang sambil berkata “ Terimakasih, pak. “ Wanita itu berlalu.
Doni menyaksikan semua itu dengan tersenyum sinis “ Aku rasa hanya taktik belaka dari wanita itu untuk dikasihani dan akhirnya dapat duit “
‘Don..” Yolanda menatap Doni dengan kening berkerut’ Kamu ngomong apa sih ? Engga mungkinlah seperti dugaan kamu. “
“ Tapi kenapa begitu cepatnya dia siuman “
Yolanda kembali memperhatikan pria itu. Nampak penampilan pria itu sangat sederhana. Tak ada aksesoris yang meyakinkan bahwa pria ini berasal dari kelas menengah. “ Anda juga mau keluar negeri “ tanya Yolanda."
“ Ya.”
“ Kemana ?
“ Ke Hong Kong."
“ Oh , sama dengan teman saya ini. Dia juga mau ke Hong Kong. “ Kata Yolanda menunjuk kepada Doni. Doni hanya tersenyum tipis atau lebih tepatnya acuh dengan kehadiaran pria itu dimeja mereka. Entah kenapa Yolanda terkesan dengan pria itu. Selama pembicaraan ,Doni hanya diam tanpa ada niat untuk menimpali pembicaraan mereka. . Mungkin karena pembicaraan terkesan ringan.
“ Oh ya anda naik pesawat apa ?
‘ Saya naik CX “ jawab pria itu
‘ Eh, sama dengan teman saya ini? Kata Yolanda.
“ Tapi saya business class “ Jawab Doni cepat.
“ Ohh..saya economic class”
“ Oh ya “ Kata Doni.
‘ Ada urusan apa ke hong kong ? tanya Yolanda.
Pria itu tidak menjawab tapi hanya tersenyum.
Entah mengapa Doni segera berdiri dari tempat duduknya dan berkata kepada Yolanda “ Aku harus segera boarding. “
“ Kan masih satu jam lagi “
“ Ya engga apa, lagian ngapain disini."
“Silakan duluan. Saya nanti saja. Karena saya masih tunggu seseorang. “Pria itu dengan sopan memberikan kartu namanya kepada Doni dan Yolanda sebelum mereka berpisah.
‘ Senang bertemu dengan anda” Kata pria itu menatap Yolanda. Yolanda melirik kartu nama itu. Namanya : Andi Chan.Tak ada gelar. Tak ada nama perusahaan dimana dia bekerja. Ini hanya kartu nama pribadi yang memuat informasi soal nama dan alamat email serta telp. Ketika melintasi tempat sampah, Yolanda melihat Doni membuang kartu nama itu.
“ Kenapa dibuang Don, Pertemuan itu kan rahmat Allah. “

Yolanda hanya menghela nafas. Pria itu memang gagah tapi terlalu sederhana. Tapi Yolanda tidak bisa melupakan wajah teduh pria itu. Sikapnya yang sopan dan responsip dengan situasi yang membutuhkan pertolongannya. Tak ragu menyapa dan memberikan kartu nama. Ini pria baik baik. Dia hanya butuh kepatutan untuk saling menghormati. Tapi apa yang dia perbuat kepada pria itu. ? Diapun tak memberikan kartu namanya. Tak pula memperkenalkan diri. Dia larut dengan sikap Doni terhadap pria itu. Semoga pria itu dapat memaklumi sikapnya. Demikian Yolanda berdoa didalam hati.

Sesampai di Hong Kong, Doni kembali bertemu pria itu di kuridor bandara. Pria itu berusaha tersenyum tapi Doni segera memalingkan wajahnya. Pria itu surut untuk mendekati Doni.

***
Suasana ruang tunggu direksi itu memang nyaman karena menghadap jendela untuk bisa menikmati panorama hong kong. Dia agak terkejut karena dari bayangan kaca jendela itu dia melihat ada pria yang berjalan melintasi ruang tunggu itu. Dia ingin menoleh kebelakang tapi segera diurungkannya karma pria itu adalah pria yang bertemu dengannya di Bandara. Dia yakin sekali. Walau pria itu berpakaian rapi dengan stelan jas namun wajah dan matanya , tak berubah. Pria itu melangkah cepat dan menghilang dibalik pintu pemisah ruang sebelum Doni menyapanya.

Dia berpikir keras. Benarkah yang tadi dilihatnya adalah pria yang ditemuinya di Bandara. Yang menolong seorang wanita cleaning service. Tapi mengapa dia ada disini. Apa hubungannya dengan kantor ini? Ditengah kebingungan itulah dia dikejutkan oleh sekretaris yang menyediakannya secangkir teh
“ Boleh saya tahu. Tadi yang barusan masuk kedalam siapa ? Tanya Doni kepada Sekretaris itu.
“ Oh Itu. Dia salah satu pimpinan disini.
“ Pimpinan ?
“ Ya, Pimpinan regional untuk Asia Tenggara “

Tak berapa lama , Doni di minta masuk kedalam untuk bertemu dengan pimpinan. Betapa terkejutnya, di hadapan nya kini adalah Yuni. “ Hi Don, selamat datang di Hong Kong. Saya dengar dari Yolanda kerja kamu bagus di Jakarta. Sekarang kamu siap untuk pegang pabrik di Bangkok. ‘ Doni hanya diam mematung. Dia terpesona dengan sikap Yuni yang begitu ringan.

Inilah Hong Kong, semua dilakukan dengan cepat , tepat waktu, tanpa bertele tele. Tak terlalu lama basa basi ketika bertemu. Langsung kepokok persoalan. Tak lebih 15 menit pertemuan itu dan selesai. Sekretaris perusahaan memberinya berbagai dokumen untuk dipelajarinya.

Sebelum pergi Doni, di perkenalkan oleh Yuni dengan seseorang. Pria berusia tak lebih 50 tahun. Nampak berwibawa. “ Ini kenalkan boss saya, Don. “ Kata Yuni. “ Uda, ini pria yang aku pernah ceritakan ke Uda. Namanya Doni.” Kata Yuni dengan ramah penuh hormat kepada pria itu, sambil melirik kearah Doni.

“ Siapa boss dia sekarang?
“ Andi Chan.” Kata Yuni. 
“ Oh Andi, yang baru bulan lalu pegang posisi Asia Tenggara.” Kata Pria itu “ Doni Selamat bertugas ya. Kerja yang baik ya untuk Pak Andi. “ sambung pria itu singkat. Sambil melempar tersenyum pria itu berlalu ke ruang lain. Mungkinkah pria itu yang di ceritakan Yolanda yang merupakan sahabat Yuni, yang sangat baik kepada Yuni.
***
Lebih setahun dia bertugas di Bangkok dan tak satu kalipun dia berkesempatan bertemu Yuni lagi. Doni ingin sekali untuk bertemu kembali dengan Yuni. Dia ingin meminta maaf atas sikapnya yang pernah melukai Yuni di masa lalu. Setidaknya dia ingin dekat dengan Yuni untuk belajar banyak demi karirnya. Tapi bukan itu saja, dia menginginkan lebih. Apalagi yang diharapkan oleh setiap pria kecuali wanita cantik , cerdas dan pengusaha. Dia merasa pantas untuk mendapatkan itu. Karena dia merasa Yuni masih mencintainya.

Setiap malam dia tak henti memikirkan Yuni. Bayangan petemuan di Hong Kong masih lekat dalam memori otaknya.. Wanita yang tahu menempatkan dirinya secara pantas dimanapun dia berada. Ramah dan mau berbagi dalam situasi apapun. Tak sombong dan rendah hati bersikap maupun berbuat. Juga wanita yang tangguh berkompetisi secara global dan ditempatkan secara terhotmat sebagai mitra global berkelas dunia. Doni sadar , ketidak tertarikannya kepada Yuni dulu itu hanya karena sikap kekanakannya dalam menentukan pilihan. Ternyata sikap kekanakannya telah menipunya. Sekali lagi dia ingin bertemu dengan Yuni secara pribadi dan memohon maaf akan sikapnya. Tapi kesempatan itu tak pernah datang. Dia sibuk dan egonya tak mengizinkannya untuk menghubungi Yuni kecuali menanti suatu saat akan bertemu. Sejak itulah dia menanti dan menanti sebuah asa ditengah usia yang terus memanggal.

***
Yolanda langsung menjabat Doni ketika mereka betemu di sebuah cafe
“ Hampir setahun ya kita engga ketemu. Kamu susah sekali dihubungi. Sibuk terus ya setelah jadi boss “ Kata Yolanda.
“ Ya begitulah. Maafin aku ya . Karena berkali kali kamu kirim SMS aku engga pernah sempat bales. Bahkan emailpun aku engga sempat bales. Tapi aku tahu kamu engga akan kecewa dengan sikapku. Karena hati kita sebagai sahabat selalu menyatu walau tanpa berkomunikasi. Ya kan “
“Aku selalu memaklumi kamu , Don, Selalu.. “
Yolanda menatap mata Doni agak lama. “ Ada apa sich kamu ? Aku masih Doni yang dulu kamu kenal. Here I am..” Kata Doni
“ Bu Yuni akan menikah bulan depan. Dia ingin kamu jadi ketua panitia acara resepsi ku. Hanya kamu sahabanya. Maukan.” Kata Yolanda dengan tenang dan menanti reaksi Doni."
“ Tunggu sebentar. Soal jadi panitia itu soal gampang. Aku siap. Tapi soal menikah ini, “ Kata Doni dengan mata agak melotot “ ini benar serius. “
“ Ya serius."
“ Kenapa kamu tidak pernah cerita kalau Ibu Yuni sudah punya pacar. Kok mendadak begini “ Kata Doni. Terasa langit runtuh menimpa tubuhnya. Yuni tidak pernah mencintainya lagi. Mengapa Yuni membantunya kalau tidak mencintainya?
“ Buka email yang pernah aku kirim. Ketahuan kamu engga pernah baca emailku. Ya..”
Doni terkejut.
“ Saya bersahabat lama dengan Yuni. Saya tahu betul masa lalunya, juga dengan kamu. Saya cerita semua lewat email tentang pria yang akan menjadi suami Yuni. Tapi kamu tidak pernah response. Padahal ketika itu dia butuh dukungan moral dari mu sebagai pria yang pernah dia cintai. Akhirnya dia harus melewati itu semua dengan menyerahkan segala urusan kepada Allah. Dia bersandar kepada Allah manakala dia tak mendapatkan respect dari kamu, padahal dia hanya butuh dukungan moral kamu sebagai pria yang pernah bersemayam di hatinya. Dia anggap kamu sebagai sahabatnya”
“ Mengapa Yuni tidak bicara langsung ke aku. Mengapa harus melalui kamu?
“ Begitulah cara dia bersikap terhadap pria yang pernah dia cintai.Tidak mudah di pahami perasaan wanita ketika dia pernah terluka dan akhirnya harus berdamai. Suka tidak suka kamu pernah hadir dalam hidupnya dan itu meninggalkan jejak yang tak mudah di hapus. Setidaknya dia masih menaruh kepercayaan bahwa kamu bisa berdamai pula dengan masa lalu atas kebaikan demi kebaikan yang dia beri. Dia hanya ingin menjadi sahabat mu , dan itu dia harapkan dukungan di saat dia harus mengambil keputusan penting dalam hidupnya.”
Doni terhenyak. Terasa tertampar wajahnya dengan fakta di hadapanya. Dia malu dengan sikap hidupnya.

Sesampai di kantor , Doni membuka file mail box dari Yolanda. Ketika dia membaca email tersebut jantungnya terasa berhenti. Dia hampir tidak percaya. Dia sangat mengenal pria itu walau hanya dua kali bertemu. Pria itu adalah Andi Chan, pria yang dia temui di Bandara yang sangat rendah hati, yang kini akan menjadi suami Yuni. Doni teringat peristiwa setahun lalu ketika bertemu pria itu
Ya , berkat kesabaran Yuni melewati waktu akhirnya mendapatkan pria yang pantas untuk mendampingi hidupnya. Pria yang rendah hati , cerdas dan tangguh bertarung di kancah international. Wanita baik baik akan mendapatkan pria baik baik pula. Dan Yuni bisa menempatkan dirinya sebagai sahabat di hadapan Doni. Sahabat terbaik adalah yang tak pernah menilai sikap sahabat tapi memakluminya dan memaafkannya. Selagi kita berharap orang lain menghormati kita karena apa yang kita beri dan perbuat maka selamanya kita tidak akan pernah menjadi sahabat bagi siapapun. Karena kita hanya mencintai diri kita sendiri…

***
Beberapa bulan setelah pernikahan Yuni, Doni masih merasa berada di ruang gelap. Sesal tak bertepi. Makanya dia berusaha mencari cahaya lain. Seperti biasa setiap sabtu malam menghabiskan malanya di café di kota Bangkok. Ia datang bersama senja, dan ia harus menunggu malam tiba untuk bertemu pramuria langganannya . Namanya Meri. Wanita berkulit kuning, kali pertama bertemu langsung ke cemplung dalam lautan dan terbang ke langit menggapai bintang. Mudah tapi terlalu murah.

Semua orang berada dalam kafe diam-diam memperhatikannya. Mereka bergumam bahkan pura-pura seperti tidak memperhatikannya. Mereka duduk, berbincang dengan bahasa yang beradab, namun diam-diam melirik, seperti kepalsuan yang telah biasa mereka peragakan selama ini. Para pelayan yang berbaju putih lengan panjang, mengenakan rompi, berdasi kupu-kupu, dan rambut yang di cat diam-diam juga memperhatikan. Semenjak kafe itu berdiri sepuluh tahun lalu, baru kali ini ada pelanggan yang hanya menanti satu pramuria yang sama. Padahal banyak sekali pilihan kalau dia mau.
“ Madam Kram!” Teriak pelayan melalui hape nya “ Cepat bawa kemari Mari. Tamunya datang. “
“ Semoga dia bisa datang,” katanya.
“ Semua tamu sudah bosan degnan pramuria itu. Mengapa anda masih suka dia? Bahkan dia termasuk akan di keluarkan dari kafe ini karena seminggu hanya satu tamu yang pesan, dan itu hanya anda. “
“ Emangnya kenapa saya?
“ Anda bersama pramuria itu hanya memesan kopi. Apa untungnya kami ?
Pelayan itu pergi berlalu.
“Iyalah, pramuria seperti itu merusak suasana café ini” Kata salah satu pengunjung yang sempat dia dengar. Doni bukan tidak tahu kalau orang-orang memperhatikannya. Apakah ia akan selalu bersama pramuriw di café ini, berbicara sambil mengelus wajah pramuria itu , yang hanya bisa jadi pendengar yang baik tanpa pernah menyelanya.

Ia teringat ketika memperhatikan pramuria yang ada di sampingnya, wajah yang tak menyiratkan semangat kecuali pasrah dan kalah. Seperti melihat siluet rumah mungil di latar cahaya bulan. Remang namun pernuh imajinasi. Setidaknya wanita itu bisa seperti apa yang dia mau. Ia senang dekat dengan wanita itu, dingin tapi panas, panas tapi dingin, segala sesuatu tidak selalu seperti tampaknya.

Seminggu kemudian, dia memasuki kafe itu, dan menyebut nama Meri untuk mendampinginya.
“Panggilkan Meri,” katanya.
Para pelayan saling berpandangan.
“Oh, Meri sudah tidak bekerja lagi tuan. Seorang pria telah membawanya.”
Doni terpana.
“Apakah Tuan tidak memperhatikan, sudah tidak ada photo Meri di dinding itu?”
Doni tersentak.
“Siapa laki laki yang malang itu?”
“ Mengapa Tuan bilang malang?
“ Hanya pria malang yang suka dengan wanita seperti Meri”
Para pelayan saling berpandangan. Salah seorang pelayan menjelaskan ciri-ciri pria yang telah membawa membawa pergi Meri
“Ah, Apa sih yang dia harap dari wanita itu? Apakah dia menikahi Meri?”
Para pelayan saling berpandangan lagi.
“Tidak Tuan…”
“Jadi?”
“Meri tidak mungkin menikah…”
“Mengapa ….”
“Maaf, karena Meri bukan wanita sesungguhnya. Dia WARIA.”
“Maksudmu?”
“Dia sesungguhnya pria yang berpenampilan Wanita.”
“Tapi sempurna sekali?”
“Ya Tuan...”
Para pelayan di kafe itu teringat, betapa Doni mengaduk-aduk mulut Meri, bahkan menyeruput , tapi tidak menyentuh ketempat lain. Setelah itu Doni hanya memandanginya saja berlama-lama, sambil sesekali mengelus wajah Meri sang WARIA. Pria yang terkesan pintar sebetulnya bodoh. Demikian pendapat pelayan dan juga pengunjung café memandang kepergian Doni dengan wajah keruh. Namun, ia merasa bagaikan kiamat sudah tiba. Agak malu juga sebetulnya.

"Aku tidak sesial dirku sebenarnya" Kata nya berguman.

Banyak orang lain harus hidup dengan gambaran bagaimana istrinya pergi dari rumah karena bisnis yang bangkrut dan tidak pernah sabar menerima keluhan istri. Ada juga digelandang dan diarak keliling kampong karena kepergok bermesum dengan janda beranak 5. Tidak sedikit wanita yang berprofesi dengan kutukan jalang yang menjual kapling alat kelaminnya sambil menyanyi dan menari, padahal ia adalah korban dari kebanyakan kebohongan pria. Hidup ini bisa begitu buruk bagi orang baik-baik meskipun tidak mempunyai kesalahan samasekali. Tanpa pembelaan sama sekali. Tanpa pembelaan. Tanpa…
Doni sadar. Dia merasa berjalan tapi sebetulnya dia tidak kemana mana. Tidak ada yang salah dengan hidupnya. Yang salah adalah sikapnya terhadap hidup. Mungkin dia harus belajar dari kepergian Yuni yang terluka namun tetap semangat dengan prasangka baik. Mungkin dia juga harus belajar dari mantan istrinya yang lebih mencintai orang tuanya daripada dirinya. Mungkin dia harus belajar dari Yolanda walau jomblo di usia kepala 4 tetap berprasangka baik tanpa kehilangan rasa hormat. Lantas, apakah dia tidak bisa belajar dari semua ini? Tanpa harus mengutuki masa lalu untuk berdamai dengan kenyataan , dan berubah menjadi sebaik baiknya manusia yang selalu berjalan di jalan Tuhan.

***
Yuni dapat menerima aturan holding company bahwa dia harus keluar dari perusahaan sebagai eksekutif. Karena memang tidak di benarkan suami istri berada di satu group perusahaan. Namun sahabatnya tetap tidak mengeluarkan nya sebagai pemegang saham salah satu perusahaan yang ada di Indonesia. Walau dia tahu bahwa itu hanya golden Share yang di dapat dari kebaikan hati sahabatnya yang juga sebagai pemegang saham utama di holding company. Baginya keluarga lebih penting. Dia memilih tinggal di Jakarta agar ada waktu lebih banyak dengan putrinya yang sedang tumbuh remaja.

Andi memang sibuk sekali. Karena dia memimpin perusahaan yang tersebar di Asia tenggara. Waktu kebersamaan memang kurang namun selalu ada komunikasi. Kalau Yuni merindukan , dia bisa kapanpun bertemu Suaminya. Mereka punya rumah di Singapore, KL dan Bangkok. Andi memang berkah yang tak ternilai dari Tuhan untuk hidupnya. Suami yang penyabar dan penuh kasih. Suaminya sangat taat beragama dan karenanya Yuni merasa bahagia ketika suaminya dengan sabar menuntutnya memahami agama . Dia semakin giat memperdalam agama. Ada kesejukan ketika dia samakin paham akan nilai nilai agama.

Tek terasa telah 9 bulan pernikahan mereka. Hari harinya juga disibukkan dengan kegiatan sosial yang di prakarsai oleh Yolanda. Hidup terasa sempurna sebagai wanita menjelang usia 40. Punya suami yang penyayang dan perkerja keras. Punya putri yang cantik dan pintar. Punya kehidupan sosial yang menyenangkan. Beribadah pun tenang. Rasa syukur tak bertepi, yang senantiasa di ikrarkan disetiap sholatnya.

Siang itu Yuni dapat Telp dari suaminya " Mah, aku mau pulang. Jenput aku ya di bandara. Insya Allah malam aku udah sampai di rumah". Kata pulang itu selalu membuat dia bahagia. Karena itu artinya dia bersama suaminya walau sesaat.
Ketika menjelang tidur, dengan mesra suaminya berkata " Sayang, boleh aku bicara " wajah suaminya begitu dekat , dengan senyum penuh kasih.
" Ada apa bang ?
Suaminya terdiam sebentar. Seakan ada sesuatu yang sedang di pikirkan.
" ada apa?
" Izinkan aku menikah lagi ? Kata suaminya dengan tenang. Dia bangkit dari tidurnya. Sambil duduk di perhatikannya wajah suaminya. Apakah ini hanya Joke? Ah tidak. Ini serius. Suaminya mengangguk untuk meyakinkan bahwa apa yang barusan di katakan adalah serius.
" Mengapa ? Dengan siapa ?
" Aku engga bisa membiarkan hubungan dengan dia terus berlanjut tanpa ikatan Syah di hadapan Allah. Bukankah kamu tidak ingin abang melakukan perbuatan zina yang di murkai Allah. Ya kan?
" Siapa dia itu ?
" Staf aku di Kuala lumpur.. wanita muslimah dan ikhlas kok di jadikan istri kedua"
Terasa seperti halilintar menyambar tubuhnya. Benarkah ini sebuah kenyataan ? Apakah ini hanya mimpi ? Oh Tuhan, jangan biarkan ini terjadi. Terlalu cepat kebahagiaan berlalu.
" Apa salah ku Bang ?
" engga ada yang salah dengan mu. Kamu tetap yang pertama dan tersayang bagiku. Izinkan aku menikah dengan ikhlas?
" abang ..abang tega sekali. Abang engga sayang dengan aku " Yuni tak sanggup meneruskan kata katanya.
" Abang sayang sekali dengan kamu Yun. Pernikahan kedua ini adalah kunci sorga untuk mu apabila kamu ikhlas. Abang hanya melaksanakan sunah rasul. Dan lagi abang mampu untuk itu. Abang ingin kelak kita berkumpul lagi di sorga, ya sayang "
Yuni hanya diam tanpa ingin berdebat lagi. Dia tak mungkin merubah sikap suaminya. Malam itu dia tidak bisa tidur. Menjelang subuh dia beranjak dari tempat tidurnya untuk melaksanakan sholat malam. Dalam rintihan dia berdoa kepada Allah.
" Ya Allah begitu banyak nikmat yang telah engkau berikan Padaku, rasanya aku tak pantas berkeluh kesah dengan hidupku. Kuatkan aku ya Rabb dalam kelemahanku sebagai manusia. Dengan iman yang dangkal ini rasanya aku tidak pentas mendapatkan Sorgamu namun untuk merasakan neraka Mu pun aku tak sanggup. Tempatkan lah aku dalam rahmat-Mu , belas kasihanilah aku atas segala takdir yang telah engkau tetapkan. Amin Ya Allah "

Pagi pagi dia menyediakan sarapan pagi untuk suaminya. Dengan tenang dia berkata " Abang memang berhak menikah lagi dan itu memang di benarkan oleh agama. Aku ingin mendukung itu karena sayangku kepada abang. Tapi maafkan aku abang... Iman ku sangat dangkal untuk menerima kenyataan ini. Mohon aku di ceraikan saja. Aku lebih ikhlas memberikan kesempatan abang menikah lagi dengan wanita lain tanpa aku harus diduakan. Kalau karena itu aku kehilangan sorga, biarlah.., semoga Tuhan mengampuni dosa ku..,”

***
Seminggu suaminya di Rumah, selama itu Yuni berusaha membuat suaminya nyaman. Kewajibannya sebagai istri seperti menyediakan sarapan pagi dan lain lain di laksanakan dengan baik. Hanya saja dia sulit untuk bisa tersenyum seperti dulu kepada suaminya. Bahkan ketika Andi berusaha mencairkan suasana dengan mengajak makan malam, Yuni tetap tidak bisa tersenyum indah. Semua telp dari luar , pesan singkat dari temannya tidak direspons nya. Dia hanya ingin sendiri menghadapi masalahnya selagi suaminya ada di rumahnya. Ini antara dia dan suaminya. Selanjutnya ini antara dia dengan Tuhan.

Poligami itu bersanding dengan kesanggupan suami berlaku adil. Sementara keadilan itu hanya milik Allah, bukan milik manusia. Manusia hanya berusaha mendekati keadilan namun upaya itu tidak akan pernah purna. Merasa sanggup berlaku adil adalah kesombongan di hadapan Tuhan. Karena Allah dengan tegas mengatakan …"Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-istri (mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian …(An-Nisa 129).Mungkin bisa saja poligami di lakukan asalkan ada kemauan wanita mau berkorban dengan ikhlas di perlakukan tidak adil sehingga tidak membuat suaminya mengenggam bara.

Yuni tidak merasa mampu diperlakukan tidak adil. Karena dia masih mampu mendelivery kewajibannya sebagai istri. Dia sehat dan tak kurang apapun sebagai istri. Wanita yang akan dinikahi suaminya itu bukanlah wanita yang harus di tolong seperti Rasul menikahi istri istrinya. Ini lebih karena suaminya hanya ingin mencari jalan pintas menyelamatkan libidonya yang tak bisa di bendung. Beriman tapi takut menghadapi cobaan libido yang besar. Iman tanpa cobaan adalah praktik beragama yang egois.

Inilah hidupnya.. Yuni tidak menyalahkan Andi sebagai suami. Tidak menyalahkan takdirnya. Dia harus tegar bersikap atas pilihannya. Berat tapi hidup harus terus berlanjut. Ketika mengantar suaminya ke Bandara, suaminya berkata “ Mah, aku beri kamu waktu berpikir sebulan untuk bersikap. Apapun itu tidak akan menghalangi aku untuk menikah lagi karena aku hanya patuh akan firman Allah.

“ Abang, tidak perlu tunggu sebulan. Sikap ku sudah jelas dan tidak akan berubah. Ceraikan aku, please. Tolong jangan tunda sebulan. Bukankah ini bagi abang , bukan salah atau benar. Ini soal keyakinan abang dalam beragama. Lakukan itu tanpa ragu dan biarkan aku keluar dari hidup abang. Ya…abang sayang. Selanjutnya kita tetap akan bersahabat. Abang dengan hidup abang dan aku dengan hidup aku”
“ Yun…menikah itu adalah ibadah, Semua karena Allah, bukan karena manusia. Maklumi sikap abang ya bila harus menikah lagi”
“ Sangat maklum, my dear. Lakukan secepatnya. Jangan ditunda lagi. Ceraikan aku dan aku akan baik baik saja..”
“ Yuni tidak pernah mencintai abang ya? Andi berusaha mengingatkan tentan cinta yang dulu pernah Yunin ikrarkan ketika ingin di nikahi.
“ Abang adalah harapanku dan pelabuhan terakhir ku untuk menemukan Cinta Tuhan. Tapi aku sadar, inilah cara Tuhan untuk mendidikku bahwa aku memang berhak atas hidupku tapi aku tidak berkuasa menentukan apapun, apalagi menentukan apa yang seharusnya orang lain lakukan terhadapku. Abang..cinta itu adalah melepaskan sesuatu yang pada waktu bersamaan kita sangat membutuhkannya. Mungkin itulah kehendak Tuhan untuk aku hanya bergantung kepada Tuhan, bukan kepada manusia yang mengaku pembawa kunci sorga…Maafkan aku..
Andi terpana dengan sikap Yuni. “ Baiklah secepatnya aku urus perceraian kita…”
“ Terimakasih bang. “

Ketika Andi melangkah pergi hendak masuk ke gate…Yuni memanggil “ Abang..” Andi berbalik. Yuni berlari memeluk suaminya lama sekali , dan berbisik “ Cintai wanita itu, jangan perlakukan dia sama dengan Yuni ya. Walau aku masih punya power sebagai pemegang saham, tapi aku tak akan gunakan power itu untuk menghabisi karir abang. Baik baik selalu ya sayang. Terimakasih telah memberikan kesempatan Yuni untuk mencintai Abang walau hanya sesaat..”

Yuni segera berlalu untuk pulang “ Mama kenapa nangis” Kata putrinya ketika Yuli masuk ke dalam kendaraan.

“ Mama sayang Yuli..sayang sekali. Ayo peluk mama …” Yuli memeluk mamanya. Yuni merasakan dekapan Tuhan terhadap dirinya. Betapa masih ada kebahagiaan yang akan selalu menyertai hidupnya ..dan Yuli adalah sumber kebahagiaan itu..Yuli adalah sumber kekuatan yang di titipkan Tuhan kepadanya.
***
Yuni menghubungi Burhan via Telp.
" Yes. Yun. "Sahut Burhan.
" Where are you now ? 
" Jakarta ? 
" Oh. Can I meet you. may I ..
" OK. Afternoon ya. Where ?
" Di rumah Yuni aja ya. Yuni masak kesukaan Uda. Gimana? Yuli kangen Uda.."
" Yun...
" Uda. Datanglah. Aku sudah bercerai dengan Andi." 
" Hah " Burhan terkejut. " kenapa "
" Nanti aku ceritakan di rumah."
" Ya Udah. See you ya.”

Karena memang Burhan tidak pernah datang ke rumah sejak Yuni menikah. Kalaupun ketemu lebih banyak di luar bersama Yuli. Tapi itu jarang sekali. Padahal sebelum menikah Burhan tidak keberatan datang kerumah Yuni. Itulah sikap bijaksana Burhan sebagai sahabat. Yang tahu memperlakukan sahabat secara patut.

Yuni tidak tahu apakah harus bicara penyebab perceraiannya. Karena selama ini Yuni tidak pernah bercerita soal kehidupan rumah tangganya dengan Burhan. Padahal Burhan adalah sahabat terbaik yang mengangkat nya dari keterpurukan dan memberikan kesempatan dia bangkit dari kebangkrutan akibat kebodohannya.

Dia teringat awal berjumpa dengan Burhan. Ketika itu dia menawarkan voucher hotel ke Burhan yang duduk di Lounge executive hotel. Burhan tidak begitu tertarik dengan tawarannya namun sikapnya yang ramah dan mau mendengar membuat Yuni punya keyakinan dia bisa sukses sebagai salesman. Burhan memberinya kartu nama. Seakan memberikan isyarat bahwa dia punya kesempatan untuk menghubungi Burhan lagi. Akhirnya benarlah mereka bisa bersahabat walau Burhan tidak pernah membeli apapun yang dia tawarkan.

Selama setahun lebih persahabatan itu terjalin walau tidak sering bertemu namun di saat bertemu dia terasa mendapatkan pencerahan secara spritual tentang apa yang harus dia lakukan. Dia tidak tahu apa pekerjaan Burhan. Karena dia memang tidak pernah bertanya. Setiap pertemuan Burhan selalu memperlakukannya secara terhormat. Walau kadang bertemu di tempat berkelas namun tanpa ada sedikitpun kesan menggoda.

Sampai suatu saat dia menghadapi prahara karena suaminya menceraikannya dan mengusirnya dari rumah tanpa bekal apapun dan tidak punya uang untuk tinggal bersama anaknya yang masih kecil. Semua teman di hubungi untuk minta tolong tapi semua hanya punya alasan. Namun ketika dengan berat dia menghubungi Burhan, kesan yang dia terima sangat melegakan. Karena masih di luar negeri, Burhan mengirim orang untuk membantunya. Benarlah hari itu juga dia bisa tinggal di apartemen di kawasan elite dan di beri uang saku yang lebih dari cukup sebulan untuk hidup. Sehingga dia bisa menata kembali hidupnya.

Sebulan kemudian barulah dia bertemu Burhan di sebuah Cafe. Burhan mendengar dengan seksama ceritanya.

" Sejak suami saya nganggur, saya kerja apa saja. Tapi hanya kerjaan sebagai sales free lance. Tentu kerjaan itu tidak memberikan penghasilan pasti. Suami saya marah besar karena hutang yang saya gali untuk bayar kontrakan dan makan. Dia anggap pekerjaan saya sia sia dan tidak serius membantunya. Bahkan menimbulkan masalah hutang. Ini memang salah saya. Tapi mau gimana lagi. Saya sudah berjuang dengan sekeras kerasnya. Hasil tak seberapa. Malah kadang harus sabar kalau sampai di goda calon konsumen pria hidung belang. " kata Yuni dengan air mata berlinang. Burhan memberinya tissue untuk mengusap air matanya.

" Saya capek Pak. Berilah saya pekerjaan apa saja. Yang penting halal. Jangan saya di tolong yang engga mungkin saya bisa membalasnya." Sambung Yuni.

Burhan meminta dia bersabar. Empat bulan kemudian Burhan memberinya kesempatan mengelola usaha coldstorage. Usaha itu hanya menampung ikan dari nelayan dan kemudian di packing untuk di ekspor. Akses pasar di beri, juga modal. Namun dia harus bekerja keras menjalankan bisnis process dengan benar. Dia terima tawaran itu dengan suka cinta dan tentu penuh tanggung jawab. Selama mengelola usaha itu , Burhan dengan sabar membinanya , yang kadang terkesan kasar namun tetap rasional untuk dia belajar dari process yang ada.
Benarlah usaha itu berkembang. Dan setahun sudah punya empat coldstorage. Diapun semakin gila kerja agar semakin besar mendatangkan laba. Setelah itu , burhan memberinya golden Share. Kepercayaan itu semakin besar di berikan kepadanya. Mungkin karena itu dia terjebak oleh penipuan dari mitranya yang sehingga dia harus menanggung kerugian. Modal dan cadangan laba habis begitu saja. Dia benar benar hancur dan merasa bodoh sekali. Yang sulit dia maafkan adalah dirinya karena tidak bisa memegang amanah dari seorang pria yang begitu tulus memberikan peluang baginya untuk berkembang. Padahal Burhan, sudah anggap dia sebagai sahabat atas dasar trust dan sincerity.

Namun Burhan bisa menerima kenyataan itu dan meminta dia untuk bangkit lagi dari kegagalan untuk tidak mengulang kesalahan yang sama. Benarlah. Setelah kegagalan itu , dia bisa bangkit , bahkan lebih besar. Namun kendali perusahaan tidak lagi sepenuhnya di tangannya. Kebijakan utama bisnis ditentukan oleh perusahaan Burhan yang bermarkas di Hong Kong. Barulah dia tahu siapa sesungguhnya sahabatnya. Dia semakin bersyukur dan semakin tinggi rasa hormat. Bukan karena bisnis Burhan tapi sikap rendah hati dan jiwa Yang lapang menghadapi masalah dengan penuh prasangka baik.

***
Sore hari , benarlah Burhan datang ke rumahnya. Yuli cepat berlari ke teras dan minta di gendong. Nampak sekali akrab. Padahal Yuli jarang bertemu Burhan tapi mungkin ketulusan sikap kebapakan Burhan membuat Yuli seperti punya ayah kandung. Burhan juga bisa membuat Yuli senang. Bahkan kalau Burhan datang ke rumah , waktunya lebih banyak dengan Yuli. Burhan baru pulang kalau Yuli sudah tidur. Beda sekali dengan Andi yang nampak acuh dengan Yuli. Apalagi ayah kandung Yuli yang sepertinya tidak pernah merindukan anak kandungnya sendiri.

Seusai makan malam, Yuni bicara dengan Burhan di ruang nonton TV dan Yuli tertidur di pangkuan Burhan.
" Uda, sekarang aku sendiri lagi... Udah nasip ya Uda “

Burhan menatap Yuli. Nampak berkerut kening. Kemudian berdiri menggendong Yuli untuk di tidurkan di kamar. Setelah kembali dari lantai atas, Burhan berjalan ke teras. Duduk disana. YUni duduk dekat Burhan. Tak ada suara apapun. Lama hening. Akhirnya Burhan bicara juga
" Sabar ya Yun. Jodoh itu kehendak Tuhan. Usia jodoh pun Tuhan yang tentukan. Soal penyebab itu engga penting. Esensinya kamu sedang di uji. Jadi sabar ya" Kata Burhan menatap Yuni dengan wajah penuh empati. " tapi seharusnya dari awal kamu cerita kepada ku. Setidaknya aku bisa bantu menyelamatkan perkawinan mu. Tapi sudahlah. Itu sudah terjadi. Sekarang katakan apa yang harus aku lakukan ?
" Boleh aku aktif lagi di perusahaan"
" Boleh. Kapan saja. "
" Di mana ?
" Vietnam. Ho cin Min. Kamu bantu pengembangan bisnis elektronik di sana. "
" Tapi itu artinya di bawah Andi"
" Kan Andi akan digeser ke Ukraina.
" Mengapa?
" Kita ada proyek insfrastruktur kerja sama dengan China di sana. Andi orang yang cocok untuk tugas itu"
" Oh...Uda, boleh aku usul ?
" Ya apa?
" Gimana usaha yang sekarang di pegang Yolanda, di Jakarta di keluarkan dari group di Hongkong"
" secara kepemilikan memang tidak ada hubungannya dengan Hongkong Perusahan kamu itu. Hanya aku minta group bantu management cash flow dan marketing. Jadi mau kamu gimana?
" Aku kan ada saham di sana. Walau kecil tapi aku ingin mendiri Uda. Beri kesempatan aku sekali ini. "
" Apa rencana kamu ?
" Aku mau ambil alih pengolahan jelyfish yang punya grup di Thailand. Bukankah 80% bahan mentah jellyfish nya dari perusahaanku di Jakarta. Kan lebih efisien bila aku ambil alih. Aku juga bisa bangun lagi di China untuk mendekati pasar. Korea juga sudah tawarin untuk buka pabrik di sana. Kalau maju kan Uda juga yang untung. Kan pemegang saham mayoritas Uda.
" Dari mana kamu punya uang beli perusahaan di Thailand ? Kamu kan tahu group bukan hanya aku sendiri pemegang saham."
" Aku pinjam pribadi ke Uda. Jaminannya ya saham aku yang ada si Jakarta. Kalau aku gagal ambil saham aku semua. "
" Emang berapa nilai saham kamu itu ? Engga akan cukup beli perusahaan di Thailand"
" Uda.... Please. "
Burhan melihat wajah Yuni nampak memelas. Burhan hanya tersenyum
" Eh kalau engga salah. Yang pegang Perusahan di Thailand itu kan Doni. Kamu masih cinta mati dengan dia?
" Doni, urusan uda. Kirim ke Papua New Guinea aja. Kan Grup punya bisnis di New Guinea"
" Kenapa engga kerja sama kamu aja. Kan kerjanya bagus" 
" Aku mau kelola sendiri. Uda ... Please"
Burhan hanya tersenyum.
" Uda... Please
Burhan melirik jam dan akhirnya permisi untuk pergi karena ada urusan lain. Sebelum pergi Burhan sempatkan ke kamar Yuli. Di perhatikannya Yuli sedang tidur begitu tenteramnya. " dia mutiara kamu Yun. You should always be strong, dear. Yuli need you.
" I know . thank my dear brother. You are always there when I'm weak. "
" It's Ok. God love you , dear.

***
Pagi pagi Yuni sudah masuk kantor. Semua karyawan menyapanya dan menyalaminya dengan girang.  Betapa tidak. Lebih 3 tahun Yuni meninggalkan perusahaan. Kenangan kelembutan hatinya sebagai pimpinan tetap lekat di hati karyawan. Yolanda memeluk  Yuni dengan air mata berlinang.
“ Welcome back Yun.”
“ Terimakasih. Yo. Tapi aku belum pasti tetap di sini. Hong kong  belum putuskan apakah usulan ku diterima atau tidak ?
“ Apa usulan kamu?
“ Aku mau ambil alih buyer kita di Thailand. Jadikan kantor ini holding. Sudah seharusnya Jakarta jadi Markas utama. Bukankah bahan baku dari Negara kita. Kenapa kita hanya jadi pemasok  saja. Aku ingin besarkan perusahaan ini. Apalagi sekarang kita punya presiden baru yang menjadikan laut subagai sumber penerimaan Negara dalam jangka panjang.”
“ Wow…semoga Hong Kong bisa setuju.”
“Yo, bantu aku ya buat analisa menyeluruh tentang rencana aku ini. Kamu lebih ahli soal buat proposal.  Aku yakin Hong Kong bisa ambil keputusan yang bijak bila kita bisa buat proposal yang rasional. “
“ Siaap. Bu. “ kata Yolanda. “ Paling lambat minggu depan sudah selesai proposal itu. “
“ Bantu aku ya ke Hong Kong dampingi meeting dengan Holding.”
“ Mengapa ?
“ Ya kamu kan Dirut perusahaan ini. Inisiastif harus datang dari Perusahaan secara resmi. Aku kan bukan lagi management. “
“ Baik Bu. Tapi kalau Hongkong setuju, darimana uang untuk ambil alih perusahaand di Thailand itu? Apalagi sekarang ada aturan pemerintah bahwa kapal asing di larang nangkap ikan di Perairan Indonesia. Kita lagi siapkan anggaran untuk beli dan perbanyak kapal penangkapan ikan. Semua cadangan laba tidak cukup untuk rencana ekspansi ini. Aku udah usulkan masalah pembiayaan ini, tapi belum ada tanggapan dari Hong Kong. Nah sekarang kita akan ajukan lagi rencana ekspansi ambil alih perusahaan yang juga milik holding di Thailand.  “ Kata Yolanda nampak bingung.
“ Aku ngerti. Buat aja business plan nya. Selanjutnya itu urasan aku. “ Kata Yuni dengan penuh keyakinan bahwa dia akan dapat jalan keluar.

Setelah selesai meeting, Yuni berpikir bahwa harapan untuk mendapatkan dukungan pembiayaan dair Hongkong sangat kecil. Yuni harus cari solusi lain. Dia putuskan untuk berbicara dengan bankernya. Yuni pergi keluar kantor untuk bertemu dengan relasi banker nya. Pertemuan diadakan di hotel bintang 5. Banker ini seorang pria yang dia kenal lebih dari 5 tahun.  Awal dia diperkenalkan oleh Burhan dan setelah itu dia dapat kredit. Namun akhirnya gagal bayar karena tertipu oleh mitranya. Tapi Burhan bail out hutang itu karena memang pinjaman itu di jamin oleh personal guarantee dari Burhan. Kemudian dia bisa bangkit lagi. Kembali dapat pinjaman untuk membangun coldstorage tanpa harus menyewa lagi. Dari satu coldstorage bertambah menjadi empat di empat wilayah di Indonesia. Sekarang keadaan cash flow nya bagus dan perputaran bisnisnya setahun mencapai USD 100 juta. Jadi bukan masalah sulit bila dia bisa yakinkan banker untuk membantunya melakukan ekspansi bisnisnya.

“ Pak, “ seru Yuni mengawali pembicaraan dengan banker ‘ Kami berencana melakukan ekspansi lebih serius di tahun tahun kedepan”
“ Wah bagus Bu. Silahkan ajukan FS nya. Nanti kami pelajari. “
“ Terimakasih pak. “
“Oh Ya. Jangan lupa lampirkan Personal Guarantee dari Pak Burhan biar cepat prosesnya”
“ Pak, bisa engga tanpa harus melampirkan Personal Guarantee dari pak Burhan. Jaminan asset perusahaan yang ada, saya rasa cukup untuk menarik pinjaman yang akan kami ajukan”
“ Bisa saja tapi prosesnya lambat karena kami harus dalami betul resikonya.”
“ Paham pak. “ 

Kemudian mereka berbicara banyak hal tentang situasi ekonomi global dan politik terkini. Usai pertemuan itu, Yuni terhenyak. Dia memang punya pengalaman dan track record sebagai pengusaha tapi untuk mendapatkan solusi pembiayaan dari lembaga keuangan di perlukan bukan hanya pengalaman, penguasaan pasar, jaminan, tapi juga reputasi dan integritas sebagai pengusaha. Burhan sudah terbukti punya itu. Dia teringat kata kata Burhan “ Sebagai pengusaha yang harus kamu jaga hanya lima , Pemegang saham , pemerintah, perbankan , kunsumen dan karyawan. “ Selebihnya engga usah dipusingi. Bank lebih percaya PG daripada collateral asset sebagai jaminan. Benar benar harga trust itu mahal sekali.

Dia meluncur ketempat di mana Burhan biasa membuang waktunya dalam kesendirian. Dia yakin Burhan pasti akan datang ke tempat itu. Dia tidak ingin telp karena memaklumi kesibukan Burhan kadang malas angkat telp. Dia tahu betul bahwa Burhan hanya akan terima telp atau bahkan telp di sela sela dia tidak pusing dengan urusan bisnis. Hanya dua orang yang kalau telp pasti Burhan angkat walau sedang sibuk bagaimanapun, yaitu Ibunya dan istrinya. Sepertinya dunianya hanya bisa di taklukan oleh dua orang wanita itu. 

Jam 9 malam, dia melihat Burhan masuk ke café yang biasa dikunjunginya kalau sedang di Jakarta. Café sederhana tapi dia menyukai kesederhanaan itu. Burhan tersenyum cerah ketika melihat Yuni. Duduk di sebelah Yuni. “ Bagaimana urusan hari ini. Bagus semua “
“ Ya biasa ajalah Yun. Lalui aja hidup seperti air mengalir. “
Entah mengapa bila mereka bertemu, tak ada yang di bicarakan. Burhan lebih banyak bercengkrama dengan gadget nya. Yuni tahu itu bukan urusan bisnis. Karena kalau lagi ditempat ini, tidak ada urusan bisnis. Burhan hanya bermeditasi di dunia maya dengan sahabat mayanya. Kadang dia tersenyum sendiri. Yuni dengan sabar memperhatikan Burhan yang sibuk sendiri dengan gadgetnya. Sehingga tak terasa waktu berlalu.
Burhan berdiri “ Yun, aku pulang ya.
“ Aku antar ya”
“ Engga perlu lah.” Burhan memang tidak pernah pakai kendaraan pribadi kalau di Jakarta. Kemana mana naik angkutan umum dan taksi. Menurutnya itu cara meditasi efektif keluar dari pemikiran kapitalis. “ Ada apa kamu ? Sepertinya ada yang mau di bicarakan”Sambung Burhan melihat Yuni sedang memikirkan sesuatu.
“ Tadi aku ketemu banker ..”
“ Udah tahu. Dia telp aku tadi setelah ketemu kamu. Bagus rencana kamu itu. Lanjutkan aja. “
“ Uda setuju ?
“ Setuju asalkan kamu dapat dukungan dari bank”
“ Yes..yes. Insya Allah aku bisa yakinkan banker. Uda tenang aja.”
“ Yun, aku bisa tenang. Masalahnya yang aku kawatirkan, kalau rencana kamu gagal, kamu bisa berbuat nekat seperti dulu. Ingat engga 10 tahun lalu kamu nekat bunuh diri. Jangan lagi ya.”
“ Dulu aku belum begitu mengenal pribadi Uda. Aku takut Uda usir aku ketika aku gagal. Tapi ternyata Uda terus dukung aku. Hanya Uda sahabat yang terbukti ada disaat aku tidak punya apa apa dan tidak ada siapa siapa. Tiga tahun masuk dalam lingkaran holding aku semakin mengenal Uda. “
“ Yuli sebentar lagi masuk remaja. Jangan karena bisnis kamu nekat  bunuh diri kalau gagal. Pikirkan anak kamu.  Yakinkan bahwa wirausaha itu adalah ibadah. Kalau ingin dapat untung kita juga harus siap rugi. Itu biasa aja. Paham ya. Sekali lagi ada masalah, kamu buat nekat, saya terpaksa rumahkan kamu. Engga usah bisnis lagi.”
“ Ya Uda. Aku janji.”
“ Ya udah…Aku pulang dulu ya.”
“ OH ya uda. Ada lagi.”
“ Apa?
“ Bang Andi ada kirim email ke Yuni. Dia minta penugasan ke Kiev dipertimbangkan lagi. Karena alasannya keluarganya keberatan. Jauh sekali. Dan lagi istrinya engga bisa ikut”
“ Itu bukan urusan kamu. “ Kata Burhan tegas “ dan lagi kamu kan tahu aku engga bisa intervensi HRD Department. Itu SOP Holding.” Sambung Burhan.
“ Ya. Uda. Kasihan dia Uda.“
" Urus aja urusan kamu. Bisa engga focus ? 
" Bisa."
" Good.
Yuni melihat Burhan melangkan ke luar café menuju pinggir jalan untuk dapatkan taksi. Sementara dia pulang naik BMW. Pria yang selalu menghadang resiko namun  bisa tenang di setiap waktu. Mungkin karena masa lalu yang keras membuat dia bisa bersikap rendah hati, dan tak pernah terpengaruh dengan gaya hidup mewah.

***
Di ruang kerja Yolanda…

Yuni membaca dengan seksama SWOT analisis yang di buat oleh Yolanda dalam lampiran Business Plan yang ada. Dalam SWOT analisis itu disebutkan bahwa salah satu kekuatan dari Perusahan yang ada di Thailand adalah kemampuan penguasaan pasar dengan mendapatkan certifikasi dari FDA untuk masuk ke pasar AS. Dengan certifikasi ini memungkinkan buyer tahu standar kesehatan dan mutu dari produk Olahan hasil laut. Itu sebabnya tidak sulit masuk ke negara lain seperti Jepang, Korea, China, bahkan Eropa. Salah satu tenaga kunci yang menguasai bidang pemasaran adalah Doni yang sekarang menjabat sebagai direktur marketing.

" Hebat sekali prestasi Doni. Hanya dua tahun menjabat dia sudah kuasai pemasaran dan bahkan bisa dia kembangkan sampai ke Eropa dan Korea. " Kata Yuni sambil melirik Yolanda.

" Ya. Keliatannya rencana Pak Burhan dua tahun lalu agar orang Indonesia di tempatkan di Bangkok, dengan maksud menguasai akses dan network marketing yang di kuasai oleh mitra di Bangkok. Tentu sudah di rencanakan lama untuk menjadikan Perusahaan yang ada di Indonesia menjadi leading. Hanya tunggu timing aja. Sekarang kamu Yun ambil inisiatif di saat yang tepat" kata Yolanda.
Yuni bisa mengerti mengapa Burhan cepat bersikap mendukungnya. Hanya saja Burhan ingin liat kemampuan Yuni mencari sendiri solusi pembiayaan. Suatu kepercayaan yang luar biasa bagi Yuni.
" Jadi kalau kita jadi ambil alih Perusahan yang ada di Thailand, Doni harus dijadikan trigger untuk melancarkan strategi bisnis kita"
" Tepat sekali. "
" OK. Kalau gitu kamu Yo urus pemisahan perusahaan kita dengan Hongkong. Pastikan Doni tidak ikut holding tapi ikut kita"
" Loh, bukankah kamu lebih dekat dengan Doni. Dan juga kamu bisa gunakan pengaruh Pak Burhan agar Doni di berhentikan dari holding"
" Aku sulit bicara dengan Doni. Sepertinya dia bukan hanya tidak pernah mencintaiku tapi juga tidak bisa menjadikan aku sebagai sahabat. Aku engga bisa atur Pak Burhan soal posisi Doni. Kamu aja bantu aku ya Yo"
" Siap boss. Aku akan bicara dengan Doni. Tapi kalau Hongkong engga mau lepas dia, gimana? "
" Usahakan dia memilih kita dan mengundurkan diri dari holding"
" Siap boss "
" Oh ya gimana progress aplikasi kredit ke bank"
" Sudah OK semua. Tinggal lengkapi dokumen Personal Guarantee dari Pak Burhan"
" Ada masalah ?
" Engga ada. Kemarin udah dapat Telp dari sekretaris Pak Burhan di Hongkong. Katanya lusa pak Burhan kembali dari Nanning , itu PG di tanda tangani dan di kirim ke kita via DHL"
" Alhamdulilah"
" Bu, kapan kapan , kalau ibu ketemu Pak Burhan, ajak saya dong. Masa kerja sebagai dirut selama 3 tahun engga pernah ketemu ultimate boss. Kira kira bapk suka engga dengan kerja saya"
" Bapak perhatikan setiap prestasi kamu Yo. Setiap laporan kamu dia baca. Bahkan dia sempat banggakan kamu di hadapan mitranya di Hongkong. Kalau mau ketemu ya ketemu aja langsung. Engga sulit kok. Kamu kan ada nomor Telp nya. Telp aja langsung. Janjian ketemu"
" segan saya bu. Lagian mau ketemu apa yang mau dibicarakan. Toh semua hal saya cukup bicara dengan ibu."
" Ya udah. Suka suka kamu ajalah.”

***
Proses pemisahan perusahaan dengan holding di Hongkong berlangsung mulus. Selanjutnya Yuni harus bisa mandiri tanpa tergantung lagi dengan holding untuk kelancaran cash flow dan marketing. Walau krisis global membuat pasar lesu tidak membuat Yuni surut dengan tekadnya. Namun yang menjadi masalah laporan dari Yolanda sepulang dari Hongkong bahwa Doni akan di tempatkan di Ho Cin Min. Sementara upaya Yolanda membujuk Doni mengalami kegagalan. Yuni merasa benar benar tidak di hormati oleh Doni atas segala kebaikan yang pernah di buatnya. Mengapa Doni bersikap seperti ini?

Jam telah menunjukkan pukul 1 pagi. Yuni belum juga bisa terlelap. Dia masih memikirkan soal Doni. Apa yang harus dia lakukan. Mungkinkah dia meminta Burhan untuk memaksa Doni bekerja dengannya atau memberhentikan Doni bekerja di lingkungan holding sehingga Doni mengemis kepadanya ? Ah Tidak mungkin. Dia tidak mau kembali ke masa lalu untuk jadi pecundang di hadapan Doni. Di saat lamunan tentang Doni, Telp selulernya bergetar, nampak di screen nama My dear brother, Burhan.

" Ya. Uda "
" Maaf ganggu. Mau tanya aja: Gimana proses pengambil alihan perusahaan di Thailand?
" Ada sedikit kendala"
" kendala apa ? Kredit bank ?
" Bukan soal kredit bank. Bank sudah keluarkan surat penegasan kredit. Kapan aja kita bisa eksekusi. Masalahnya ..:"
" Apa ?
" Sulit bicaranya ..."
" OK. Besok kamu terbang ke Hongkong. Aku tunggu. Kita bicarakan biar tuntas. Pastikan besok ketemu aku waktu makan malam. Karena besok paginya aku harus ke Shanghai"
" Ya. Uda"
" Yuli gimana ?
" Dia lagi libur sekolah "
" Ajak dia sekalian.
" Ya Uda. pasti dia senang. Oh ya Uda , Terimakasih ya"
" untuk apa Terimakasih "
" Tadi bang Andi kirim e-mail. Dia engga jadi di tempatkan di Kiev. Tetap di regional ASEAN. "
" Oh itu…."

Telp terputus. Yuni tahu sesibuk apapun dia , Burhan selalu ingatkan dia luangkan waktu menemani Yuli liburan. Burhan paham menjaga perkembangan Yuli tumbuh tanpa ayah. Burhan selalu mendengar permintaannya walau tidak langsung di tanggapi. Sahabat yang tak banyak kata kata kecuali tindakan nyata berbuat.
Jam 8 malam, Yuni sudah berada bersama Burhan dan rekan bisnisnya untuk makan malam. Setelah makan malam, Yuni antar Yuli ke kamar untuk tidur dan Burhan menanti di lounge executive hotel.

" Apa masalah kamu? Kata Burhan ketika Yuni sudah ada di hadapannya.
" Doni tidak mau di bujuk oleh Yolanda untuk gabung dengan perusahaan aku. Dia lebih memilih ikut penugasan holding."
" Masalah kamu apa?
" Aku butuh dia Uda sebagai direktur marketing. “

Burhan terdiam seakan berpikir namun raut wajahnya berubah. Yuni tahu ini tandanya Burhan menahan emosinya. Dengan pandangan mata keras menghujam , Burhan berkata " renta sekali bisnis dengan kamu. Bagaimana mungkin saya mempercayakan begitu besar resource kepada kamu sementara kamu tergantung orang lain. “

Yuni tersentak. Dia sadar ini bukan sekali Burhan bicara keras kedia. Tepi berkali kali terutama bila dia melakukan kebijakan yang tidak rasional. Yuni hanya diam. Siap mendengar sikap Burhan berikutnya.
" Yun, aku tanya sekarang. Kamu mampu menjalankan program kamu itu apa engga ?
" mampu, Uda "
" Kalau begitu lakukan tanpa tergantung dengan Doni. Paham !
" Ya. Uda. " seperti biasa Yuni meneteskan air mata bila Burhan bicara keras kedia.
Burhan terdiam sebentar. Tak berapa lama Telp Yuni bergetar " Ya sayang. Tidur aja. Mama lagi sama papa Han."
" Uda. Yuli minta aku temani dia tidur" kata Yuni
" Ya udah. Temanin yuli tidur. Besok kita ketemu waktu sarapan pagi. "
Ketika hendak menuju lift , Yuni Beranikan bicara " Uda, boleh aku bicara dari hati ke hati dengan Doni"
" Untuk apa ?
" hanya mencoba Uda "
" Aku engga ngerti dengan kamu Yun. Mengapa kalau soal pria yang kamu cintai kamu jadi lemah? Mereka sudah bersikap menentukan pilihannya. Sudah lah. Kamu harus move on. Engga usah lagi berharap mereka akan mengerti kamu. Soal kebaikan kamu kepada mereka engga usah di jadikan dasar mereka akan berempati dengan masalah kamu. Dalam hidup ini hanya ada antara kamu dan Tuhan. Selebihnya hanya cobaan dan permainan belaka. Paham."
" Ya Uda. Yuni paham. "
Yuni terdiam barang sejenak. Namun ketika wajah Burhan sudah berubah santai , dia kembali bicara " Oh ya besok apa aku masih bisa pakai fasilitas holding untuk ajak Yuli jalan jalan ? " Kata Yuni karena sejak dia berhenti dan menikah dengan Andi, dia bukan lagi orang holding.
" Tentu boleh kalau sama Yuli. Kalau kamu sendiri engga bisa. Besok Lena akan temani kamu dengan kendaraan kantor untuk jalan jalan "
" Engga usah temani Lena. Kan dia harus bantu Uda ke Shanghai. Aku bisa sendiri. Aku hanya butuh kendaraan dan supir"
" Ya sudah." Kata Burhan ketika Yuni masuk lift " aku masih harus meeting dengan relasi. Good night..

Pagi pagi Burhan sudah datang ke hotel dimana Yuni menginap. Dari apartemen Burhan ke hotel hanya selangkah. Ketika sarapan pagi, Burhan memperkenalkan seseorang pria. Usia belum 40 tapi keliatan dari sorot matanya pria ini cerdas. BUrhan menceritakan kualifikasi pria itu yang akan di tugas selama 3 bulan membantu Yuni menguasai detail operasional perusahaan yang ada di Thailand.

Yuni terharu dengan sikap Burhan. Selalu mendengar keluhannya dan bersikap bijak setelah Burhan menyampaikan prinsipnya. Mengenal Burhan tidak bisa hanya sebagai pribadi yang humanis tapi juga harus mengenalnya sebagai pengusaha yang punya standar yang keras. Kalau tidak memahami ini maka akan mudah sakit hati. Burhan tidak menghargai kegagalan tapi cepat memaafkan kalau orang mengakui kesalahan dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.

***
Dari Hongkong , Yuni memutuskan mampir ke Bangkok untuk bertemu Doni. Walau dia sudah di peringatkan oleh Burhan untuk tidak perlu bicara dengan Doni namun dia merasa harus bicara. Dia tak berharap banyak Doni akan mengerti dia tapi dia akan berusaha mengerti Doni setelah tahu penjelasan dibalik keputusan Doni.

" Yun, aku tahu bahwa Perusahan ini akan kamu ambil alih. Aku sudah dapat pemberitahuan untuk pindah ke Vietnam. Dari Yolanda aku sudah dapat informasi bahwa kamu membutuhkan aku sebagai direktur marketing. Tapi Yun, tolong ngerti, pengalaman buruk ku dengan mantan istriku yang juga boss ku menjadi trauma bagiku untuk bekerja di bawah bayang wanita yang mencintaiku. Mungkin kamu sudah tidak lagi mempersoalkan masa lalu kita tapi tidak bagiku. Aku ingin hidup dengan kemampuanku sendiri tanpa ada bayang bayang orang lain. Beri aku dukungan melalui hidupku dengan pilihan ku. Kita tetap berteman"
" Terimakasih Don. Sekarang jelas masalahnya. Sekali lagi aku harus mengerti kamu. "
" Terimakasih Yun. Aku juga mau kasih tahu kamu ..."
" Apa ?
" Tehun ini juga aku akan melamar Yoanda. Gimana pendapat kamu?
" Oh Ya. Kok Yolanda engga pernah cerita?
" Memang aku belum sempat katakan. Tapi aku yakin Yolanda mencintaiku. Kami terus berkomunikasi setiap hari"
" Baiklah. Aku dukung itu. Semoga niat baik di mudahkan Allah"
Usai pertemuan dengan Doni, Yuni langsung ke AirPort. Di perjalanan dia berlinang airmata sambil memeluk Yuli.
" Mama jangan nangis " Kata Yuli berwajah bingung
" Mama sayang Yuli. selanjutnya mama akan kerja keras untuk Papa Han. Mama tidak akan nangis lagi “

***
Sejak usai pengambil alihan perusahaan di Thailand, Yuni kerja keras siang malam. Waktunya begitu di sibukan dengan perluasan pasar, ekspansi memperbanyak kapal penangkapan ikan. Tak terasa waktu berlalu cepat sekali. Dua tahun  berlalu sejak pengambil alihan dia sudah bisa mengembalikan 70% pinjaman bank. Benarlah. Return on Investment bisnis hasil laut sangat fantastic. Melebihi ROI bisnis apapun. Pasar dunia boleh lesu. Orang bisa menunda belanja tapi tidak ada orang menunda makan. Ikan adalah bagian menu penting bagi penyedia protein manusia. Makanya tak berlebihan bila Presiden menetapkan strategi pembangunan nasional bahwa justru di laut kita akan meraih kemakmuran. Apalagi kita Negara bahari dengan berkah wilayah laut terluas di dunia. Jumlah pesisir pantai terpanjang. Jumlah pulau terbanyak. 

Cita cita Yuni mendirikan pabrik pengolahan Jellyfish di China berhasil dengan mendapatkan dukungan pembiayaan dari bank local di China. Selama proses itu Burhan jarang sekali bicara dan bertemu dengan Yuni. Bahkan ketika Yuni mengambil alih perusahaan travel yang senen kemis , Burhan tidak banyak komentar. Hanya setuju saja. Begitu juga ketika Yuni mengambil alih jaringan hotel di China untuk mendukung bisnis travelnya, Burhan mendukung tanpa banyak tanya. Kalau pun bertemu yang di tanya Burhan selalu tentang Yuli. Selalu senang mendengar Yuni cerita mengenai perkembangan sekolah Yuli. Tahun depan Yuli sudah masuk SMU. Yolanda sudah menikah dengan Doni dan memilih berhenti dari perusahaan untuk ikut Doni ke Vietnam. Posisi Yolanda digantikan oleh Yuni. 

Yuni memang mampu belajar cepat dan pengalamannya selama 3 tahun lalu di Holding bersama Burhan membantunya banyak cara bagaimana mengakses lembaga keuangan dan tahu membangun network kemitraan untuk kemajuan bisnisnya. Burhan tahu bahwa semua bisnis network Yuni berasal dari dia. Tentu tidak sulit bagi Burhan untuk mengetahui langkah Yuni benar atau salah. Di samping itu , team nya di Holding selalu di ingatkan agar setiap saat Yuni ada masalah untuk segera di bantu. 

Suatu saat Burhan bertemu dengan Yuni dalam kunjungan bisnis di Kuala Lumpur. Betapa terkejutnya Burhan ketika Yuni dengan begitu saja minum wine dalam satu botol tak lebih 1 jam. Burhan perhatikan ada yang berubah dari Yuni. Walau Yuni berusaha santai dan menampak wajah penuh semangat namun Burhan tahu Yuni dalam tekanan luar biasa.
“ Ada apa dengan kamu , Yun ?
“ Biasa aja. Emang ada yang salah ?
“ Yang ku tahu kamu minum engga seperti ini”
“ Uda aja engga pernah perhatikan aku. Biasa aja Uda.”
“ Udahan minumnya. “ Kata Burhan menahan tangan Yuni yang akan menuangkan wine kegelasnya.
“ Kenapa ?
“ Udah.!” Kata Burhan dengan mata melotot.
Yuni terdiam. Matanya nampak lelah. “ Uda kenapa larang aku minum ? Uda engga peduli dengan aku”
“ Ngomong apa kamu ?
“ Aku kerja keras untuk Uda siang malam. Aku tinggalkan putriku dengan pembantu dirumah berhari hari, bahkan berminggu minggu. Setiap sukses aku dalam transaksi, uda engga pernah puji  aku. Setiap aku minta mau ketemu, uda selalu punya alasan menolak. Tapi setiap aku terlambat buat laporan, Orang uda terus kejar aku. Uda engga pernah percaya sama aku. Udah engga sayang aku. Uda egois.”

Burhan terkejut dengan kata kata Yuni. Ini kali pertama Yuni bicara keras ke dia. Burhan sadar Yuni sedang dalam keadaan mabuk.
“ Kamu masih sholat ?
“ Masih tapi sering bolong” Kata Yuni dengan senyum sinis
“ Kenapa ?
“ Uda kenapa peduli ? Itu urusan aku dengan Tuhan. “
Burhan terdiam. Dia yakin Yuni dalam keadaan depresi karena pekerjaan atau apalah. Dia tidak mau lagi bertanya lebih jauh. Setidaknya Burhan tahu , Yuni sedang dalam keadaan renta.
‘ Sekarang kamu harus kembali ke Hotel. “ Kata Burhan menarik tangan Yuni.
“ Engga mau.” Kata Yuni berusaha melepaskan tangannya. Tapi pagutan tangan Burhan lebih keras. “ Uda, menyakiti aku. Lepaskan tanganku uda….” Yuni menangis. Burhan segera memeluk Yuni.
“ Yun, kamu sahabatku. Aku mencintaimu sabagai sahabat. Aku percaya kamu. Kalau sampai orangku maksa minta laporan bukan berarti aku tidak percaya. Itu agar aku tahu setiap langkah kamu dan tahu kapan harus membantumu. Setiap hari aku telp Yuli dan yakinkan dia bahwa kamu kerja dan segera kembali. Besok kita pulang ke Jakarta. Kita bicarakan masalah kamu dengan tenang. Maafkan aku bila kurang komunikasi selama ini. Aku pikir kamu baik baik saja. Maaf ya. Udahan nangis nya. “

Yuni tersenyum dan merasa tenang kembali“ Maafkan aku juga uda. Maaf. Aku capek…”
“ Ya udah. Aku minta Raymond antar kamu ke hotel ya”
“ Aku mau Uda antar aku”
“ Aku masih ada meeting dengan relasi. Tuh orangnya nunggu di meja sana. Barusan datang” Kata Burhan menunjuk ke arah table tak jauh dari mereka duduk. Yuni bisa mengerti untuk kembali ke hotel.
“ Besok pagi kita ketemu di Meja breakfast ya. Kita pulang bareng ke Jakarta. Ayo hugs me” Kata Burhan sambil memeluk Yuni..

No comments: